BERPIKIR SEBELUM BERBICARA (Mimbar Mushalla 07 Februari 2020 oleh Muhammad Ali Imron Nasution, S.HI) - Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Selamat Datang di Website Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh | Berkomitmen Untuk Mensukseskan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

BERPIKIR SEBELUM BERBICARA (Mimbar Mushalla 07 Februari 2020 oleh Muhammad Ali Imron Nasution, S.HI)

msn | Tanggal 7 Februari, 2020 | Jam 10:06 am | Kategori Berita,Uncategorized | Jumlah Pembaca : 480 Pembaca

ASSALAMU’ALAIKUM  WARAHMATULLAHI  WABARAKATUH

Segala puji syukur mari sama-sama kita panjatkan kehadhirat  ALLAH  Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini, Shalawat dan Salam tak pula kita sanjung sajikan kepangkuan alam Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam , yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada suatu malam, seorang raja kaget dan terbangun dari tidurnya. sang raja tersebut baru saja bermimpi buruk. dengan nafas yang terengah-engah, Sang raja berteriak memanggil seorang hulubalang kerajaan, “Panggil peramal istana sekarang juga, cepat” perintah sang raja kepada hulubalang. tak lama kemudian, seorang peramal kerajaan menghadap. dan raja langsung menceritakan mimpi buruknya kepada si peramal.

“Aku bermimpi aneh sekali, didalam mimpiku aku melihat semua gigiku tanggal. pertanda apakah itu peramal?” tanya sang raja. “Mohon ampun baginda, dari pengetahuan hamba, mimpi itu berarti kesialan akan menimpa Baginda. Karena menurut pengetahuan hamba, setiap gigi yang tanggal itu berarti seorang anggota keluarga akan meninggal dunia, Baginda. Dan jika semua gigi tanggal, berarti kemalangan besar bagi paduka yang mulia. Semua anggota keluarga kerajaan akan meninggal dunia.” Pertanda buruk dari si peramal itu membuat Raja marah. Ia langsung memerintahkan si peramal itu dihukum cambuk dua puluh kali. Walau begitu kegelisahan hati sang raja tidak berhenti. Raja merasa tidak puas, dan raja pun memerintahkan hulubalang untuk memanggil peramal yang lain. Seorang peramal yang baru pun datang langsung menghadap raja. Kali ini, setelah mendengar cerita mimpi sang raja peramal itu hanya tersenyum. “Baginda raja, dari pengetahuan hamba, mimpi itu berarti baginda adalah orang yang paling beruntung didunia ini. Paduka akan tetap hidup lama dari semua anggota keluarga Baginda.” Kata si peramal

Mendengar perkataan peramal itu, tampak senyum mengembang di wajah sang raja. Tampaknya Raja sangat senang dengan pemikiran peramal tadi. “Kamu memang peramal pandai dan hebat. Dan sebagai hadiah atas kehebatanmu itu, aku hadiahkan lima keping emas untukmu. Terimalah…” Puji sang raja.

Kalau kita cermati dari jawaban kedua peramal dalam cerita diatas sebenarnya menyampaikan hal yang sama. Tetapi bedanya hanya dari cara menyampaikannya saja. Peramal yang pertama berbicara apa adanya tanpa memikirkan akibatnya yang membuat baginda raja marah dan menghukumnya. Sedangkan peramal yang kedua menjawab dengan cerdik dan bijak, sehingga raja merasa senang dan memberikannya hadiah.

Sebagai makhluk sosial maka kita tak kan lepas dari berkomunikasi dengan sesama kita, baik dengan jiran tetangga, teman setongkrongan dan teman sekantor, baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Seringkali seseorang berbicara tanpa di awali proses berpikir dan tidak melalui pertimbangan sebelumnya. Tindakan seperti itu berpotensi mengundang masalah baru yang boleh jadi akan berlarut-larut sehingga memperkeruh keadaan dan mengancam tali ukhuwah dengan sesame muslim. maka sudah seharusnya kita sebagai muslim yang baik dalam berkomunikasi harus berpikir bijak terlebih dahulu sebelum berbicara, kita harus menjaga lisan kita jangan sampai karena ucapan kita teman kita tersinggung, atasan kita marah, bawahan kita mendendam, jangan mempermalukan, jangan menghina apalagi merendahkan.

Rasulallah Saw bersabda “sesungguhnya seorang hamba yang berbicara mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dapat menyebabkan dia tergelincir kedalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat (H.R. Bukhori Muslim). Dalam hadist lain Rasullallah Saw bersabda “almuslimu man salima muslimuna min lisanihi” artinya muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari gangguan ucapannya.

Semoga Allah SWT menjaga kita semua dari petaka lidah dan semoga Allah menguatkan kita untuk menahan lidah dari kebatilan. Amiin. Wallahu A’lam

ASSALAMU’ALAIKUM  WARAHMATULLAHI  WABARAKATUH


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FOTO PEGAWAI
  • Translate »