Bimbingan Mental di Lingkungan MS Banda Aceh - Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Selamat Datang di Website Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh | Berkomitmen Untuk Mensukseskan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

Bimbingan Mental di Lingkungan MS Banda Aceh

ms bandaaceh | Tanggal 19 Februari, 2021 | Jam 10:48 am | Kategori Berita,Uncategorized | Jumlah Pembaca : 110 Pembaca

Tausyiah Ba’da Ashar di Mushola MS Banda Aceh

Banda Aceh, Jum’at (19/02/2021) — MS (Mahkamah Syar’iyah) Banda Aceh mengadakan tausiah rutin di Mushola MS Banda Aceh. Kegiatan ini merupakan kegiatan bimbingan mental yang rutin diselenggarakan setiap ba’da Ashar pada hari Jum’at, untuk memberikan ilmu dan asupan gizi bagi hati dan jiwa setelah seminggu bekerja. Bimbingan mental minggu ini diisi oleh Ketua MS Banda Aceh, Drs. Muslim, S.H., M.A., menggantikan Drs. Khoiruddin Harahap M.H. yang sedang berhalangan hadir.

Pada bimbingannya, Ketua MS Banda Aceh mengutip Hadis Rasulullah SAW yang berbunyi :

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bertanya, ”Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka (para sahabat) menjawab, ”Orang yang tidak mempunyai uang dan harta.” Rasulullah SAW menerangkan, ”Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa, dan zakatnya, namun dia dahulu di dunianya telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah si itu, dan telah memukul orang lain (dengan tidak hak), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya (kepada orang lain), maka kesalahan orang yang dizalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke api neraka.” (HR Muslim).

Berdasarkan kutipan Hadis diatas, Ketua MS Banda Aceh berpesan bahwa ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari Hadis di atas. Salah satunya adalah untuk menyelaraskan ibadah kita kepada Allah dengan Hablum Minannas, yang dapat diartikan dengan hubungan antara sesama manusia. Karena termasuk orang-orang yang merugilah apabila orang tersebut mengerjakan banyak amal shaleh namun juga berlaku dzalim kepada manusia lain. Sehingga di akhirat nanti, amal-amal shaleh yang banyak itulah yang akan menjadi alat pembayaran kita kepada orang lain yang merasa terdzolimi oleh diri kita. Maka berkuranglah jumlah amal kita, sehingga besar kemungkinan timbangan dosa kita lebih berat dari timbangan pahala, yang menyebabkan kita menjadi ahli neraka. Na’udzu bilaahi min dzalik.

Maka dari itu, selalulah kita mengingatkan diri kita akan Hadis tersebut agar kita termasuk kepada golongan orang-orang yang bukan hanya membangun Hablum Minallah yang baik, namun juga menyelaraskannya dengan Hablum Minannas yang baik pula. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. (Awan)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FOTO PEGAWAI
  • Translate »