HAKIM SENIOR ROSNAH ZALEHA : PUASA DAN PENGENDALIAN HAWA NAFSU - Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh
Selamat Datang di Website Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh | Berkomitmen Untuk Mensukseskan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

HAKIM SENIOR ROSNAH ZALEHA : PUASA DAN PENGENDALIAN HAWA NAFSU

Kurniawan Adi Widodo | Tanggal 19 Maret, 2024 | Jam 3:12 pm | Kategori Berita | Jumlah Pembaca : 71 Pembaca

(Banda aceh/19/03/24) — Puasa dan pengendalian hawa nafsu, itulah tema yang diangkat oleh Penceramah hakim senior Rosnah zaleha pada kegiatan Kultum ba’da zuhur di Mushalla Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh.

Kegiatan yang dihadiri pimpinan dan segenap jajaran serta para jam’ah dari luar, membuka cakrawala para jama’ah akan pentingnya ibadah Ramadhan yang sedang kita laksanakan saat ini.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT memang dibekali dengan berbagai potensi dalam kehidupannya. Salah satu potensi yang luar biasa hebatnya adalah hawa nafsu, ungkapnya. Hawa nafsu bila dikendalikan dengan iman   bisa membuat seseorang  berkembang, maju dan penuh inovasi dan bisa membentuk sebuah  peradaban., namun sebaliknya nafs juga bias membuat manusia dilanda amarah, pertikaian, permusuhan dan dendam kesumat dan berujuang dengan peperangan dan pemusnahan peradaban, jelasnya

Salah satu sumber potensi nafsu berawal dari nafsu makan dan minum serta hubungan seksual. Ketika seseorang berpuasa, maka ia akan menahan diri dari makan dan minum dan hubungan seksual. Dengan tidak makan dan minum, maka hawa nafsu (syahwat) akan terkendali. Jika nafsu terkendali, maka sulit bagi setan untuk menggoda manusia, karena pintu utama bagi setan adalah hawa nafsu itu sendiri. Dengan terbebas dari godaan syaitan, ibadah pun lebih maksimal.paparnya lebih jauh

Imam Al-Ghazali, dalam Ihya ‘Ulumiddin (juz 3, hal. 85) menjelaskan beberapa faedah atau manfaat saat perut dalam kondisi lapar. Di antara faedah terbesarnya adalah bisa menaklukkan hawa nafsu yang berpotensi untuk menjerumuskan dalam perbuatan maksiat. Menurut Al-Ghazali, sumber utama perbuatan maksiat adalah hawa nafsu dalam diri manusia. Sementara ‘bahan bakar’ hawa nafsu itu sendiri adalah makanan. Dengan mengurangi mengonsumsi makanan, maka hawa nafsu akan meredup dan seseorang mampu mengendalikan dirinya. Jika seseorang mampu mengendalikan diri, maka ia mampu arahkan tubuhnya untuk melakukan kebaikan dan menghindari perbuatan maksiat.tandasnya.

Di akhir kultum, penceramah menekankan betapa ibadah puasa Ramadhan yang kita laksanakan saat ini, merupakan cara Allah untuk mendidik dan membimbing kita, agar hawa nafsu yang di anugerahkan Allah kepada kita tidak berjalan penuh kebebasan tanpa Batasan,  karena akan mendatangkan mudhrat kepada kehidupan kita, tetapi Allah sayang dengan kita, dia turunkan syari’at puasa agar hawa nafsu yang diberikan Allah SWT tidak kita gunakan pada jalan-jalan yang diharamkan, dimurkai dan penuh kesesatan, tetapi kita gunakan menuju ridha Allah SWT, harapnya Amin Yrb (by RR)   


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FOTO PEGAWAI
  • Translate »