SEKRETARIS YANTO : TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA
ms bandaaceh | Tanggal 25 Maret, 2024 | Jam 9:03 am | Kategori Berita | Jumlah Pembaca : 3370 Pembaca
(Banda Aceh/21/03/24) — Tidak ada manusia yang sempurna,, itulah judul ceramah yang disampaikan oleh Sekretaris Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Drs H. Muhammad Yanto, pada tausiyah Ramadhan ba’da zuhur (21/03/24) bertempat di mushalla Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh. Kegiatan yang dihadiri oleh segenap jajaran Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh mulai dari Pimpinan sampai tenaga PPNPN MS Banda Aceh berjalan cukup santai dan penuh hidmat.
Yanto mengawali tausiyahnya dengan mengutif firman Allah dalam al-Quran pada surah Annisa’ ayat 28 وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا , artinya “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah’” (An Nisa: 28), Ayat ini memberikan informasi kepada manusia bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Di lain ibarat juga sering kita dengar bahwa ‘tidak lah dinamakan manusia kecuali memilki sifat salah dan lupa”. Paparnya;
Manusia dalam kehidupannya karena memilki keterbatasan tentu membutuhkan orang lain, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Para filosof juga mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk social yang cendrung membutuhkan orang lain guna memenuhi kebutuhannya. Justru dengan kelemahan itu sehingga membutuhkan orang lain dan inilah yang menjadikan hidup satu dengan lainnya saling ketergantungan. Orang yang hidup di perkotaan membutuhkan orang desa, karena dari desalah semua bahan baku bermula sehingga bisa di nikmati orang kota. Sebaliknya orang desa membutuhkan orang kota agar distribusi dan pengolahan bahan baku bisa berjalan seimbang dan mengalir ke desa-desa. Begitu juga orang miskin membutuhkan orang kaya, juga sebaliknya orang kaya membutuhkan orang miskin karena kalau tidak ada orang miskin tidak ada Namanya orang kaya.. paparnya.
Dibalik ketidaksempurnaan manusia, maka roda kehidupan akan berputar dan berjalan dinamis, karena satu dengan yang lain saling membutuhkan. Lebih jauh yanto memaparkan bahwa meskipun demikian agar proses saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berjalan harmoni dan adil, maka syar’iat banyak memberikan rambu-rambu mengatur pola hubungan interaksi manusia satu dengan lainnya melalui larangan riba, larangan berlaku curang dalam timbangan, larangan monopoli barang, dan segudang aturan lainya yang disuguhkan syar’iat. Nah, disamping itu syar’iat juga mewajibkan zakat bagi mereka yang mampu, anjuran infak, sadaqah, wakaf dan sebagainya,,intinya hidup manusia harus saling tolong satu dengan yang lain,,sebagaimana firman Allah dalam Al-quran surah Al-maidah ayat 2 artinya ; bertolong-tolonglah kami dalam kebaikan jangan bertolong tolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” kutipnya.
Melalui media puasa Ramadhan ini, menyadarkan kita kembali bahwa manusia harus kembali kepada fitrahnya yang tidak sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah, zat yang menciptakan manusia. Kita semuanya bergantung kepada Zat maha sempurna, dan sekali-kali jangan bergantung kepada makhluk yang tidak sempurna tetapi bergantunglah selalu kepada zat yang memilki kesempuraan (Allah SWT). Bila ini kita tanamkan dalam jiwa kita, insya Allah tidak akan muncul sifat sombong dan ujub dalam diri manusia, tandasnya. (By RR)